Jumat, 08 Juli 2011

tentang rasa dan logika

rumit banget memang kalo kita bahas soal perempuan
walaupun aku perempuan, aku juga merasa sulit memahami diriku
masalah sepele aja bisa jadi rumit

mulai dari muda sampai tua
dari remaja sampai manula
tetap saja sulit untuk dipahami

ini siih sepahamanku aja soal wanita..
saat masih remaja banyak banget problematikany. makin tua pasti tambah banyak lagii.
mulai dari masalah percintaan, pelajaran, teman dan masalah-masalah menarik lainya ( whaaattt?? menarik?? )

yeeesss!!! I think, problems is a wonderfull things happen..
masalah itu ibarat soal ujian yang harus kita selesaikan dengan baik dan benar, supaya naik kelas :)

salah satu kerumitan wanita adalah "lebih mementingkan rasa daripada logika"
yaah, itulah susahnya yang saya rasa, berusaha sekuat tenaga menyelesaikan atau pun menghadapi sesuatu dengan logika, namun rasa lah pemenangnya.

beberapa masalah yang telah kuhadapi, lebih banyak teselesaikan dengan rasa, bukan logika. dan, aku rasa itupun baik jika aku dapat mengolahnya..


*pernah suatu ketika ada konflik antara aku dengan teman dekatku cewek..
aku rasa konflik itu bermula dari sebuah rasa yang tak tersampaikan
rasa kesal, capek, jengkel, pengen dingertiin atau apalah
aku rasa, andai aku dan dia tidak mementingan rasa dan ego kita, dan menyampaikan segala keluhan kita dan menanggapinya dengan hati terbuka, mungkin saat ini semua akan baik-baik saja.
satu lagi pendapatku. mungkin "semua masalah itu akan terselesaikan dengan baik jika dikomunikasikan dengan baik"
dari situ aku belajar untuk tidak slalu berprasaan aneh2 pada orang disekelilingku.
jangan pernah merasa yang tidak-tidak saat mereka berperilaku tak biasa terhadapmu
banyak faktor dan banyak alasan  mereka berperilaku tak biasa. mungkin saja lagi ada masalah keluarga, masalah hormonal (mens) ataupun masalah yang tak beralasan lainya.

*pernah lagi, barusan terjadi minggu kemarin, aku perang pendapat hebat sama ibuku. menurutku itu sih masalah sepele. mungkin pada kondisi ini aku menghadapi wanita yang beda umurnya. "pengaruh ya?" menurutku sih iya, karena nggak mungkin kita bisa sebijak orang tua. mungkin mereka lebih berpengalaman dan lebih banyak merasakan asam garam kehidupan. pada posisi ini, aku merasa selalu benar, walaupun aku rasa masukan dari ibuku itu benar, tetep aja aku ngeyel nggak mau kalah. sampe-sampe ibuku ngmbek nggak mau ngomong sama aku gara-gara masalah ini. Aku rasa saat konflik ini adalah faseku untuk naik setingkat lebih dewasa sepertinya. lebih banyak waktu untuk introspeksi menanggapi masukan dari ibuku. ternyata, well done!! aku bisa lebih baik "walau belum sepenuhnya". walaupun biasanya tidak semua pendapat orang tua itu tidak baik menurut KITA. tapi coba deeh diresapi lagii, kalo baik yya dipake, kalo ngk yya ngk perlu dipake. Jangan gengsi kalah atau egonya digedein. (ini pelajaran berharga!!)
kerumitan dari masalah ini adalah:
"pemikiran wanita muda itu lebih pendek dibandingkan wanita dewasa" di sinilah perlu penyesuaian dan saling memahami. walau kadang rumit, tapi ini fase kita untuk setingkat lebih bijak.

ini cuma dua pembanding antara wanita yang seumuran dan beda umurnya.
pasti akan beda lagi jika konflik terjadi sama yang beda gender. bingung mau ngebahasnya. karena para lelaki lebih memntingkan logika, bukan rasa. =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar