Selasa, 06 Desember 2011

sesuatu yang sungguh tak ingin ku tahu

(tulisan ini hanya bermaksud menceritakan apa yang aku fikirkan, sebenarnya masih ingin menambahkan lebih banyak lagi yang terpendam di hati. agar yang baca enggan untuk membacanya, karena aku tak ingin banyak orang tahu tentang ini) 
 siang ini, di dalam kelas aku tak mendengarkan sama sekali apa yang dosen jelaskan di depan kelas.
aku asik bercengkerama, bercerita, gaduh, duduk di belakang. Entah, mantra apa yang bapak dosen ini gunakan, sampai-sampai setiap bapaknya mulai bersuara dan menjelaskan, tiba-tiba saja
***
Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba saja teman saya si E asik berbicara kepada saya. dia menceritakan tentang hal yang sesungguhnya benar benar saya tidak ingin tahu. Yaah, dia menceritakan tentang teman dekat saya 'dulu', sebut saja si X.
si E bercerita bahwa dia baru saja membaca blog si X.
E:"eh, tik..aku kemarin baru baca blog si X"
me: Oh, udah baca, E? terus ceritanya gimana?
E: hmm..dia crita soal sakit hatinya dia di bilang penghianat.
me: stop aja deh critanya. aku sudah nggak mau tahu. aku sudah menahan diri untuk tidak mencari tahu. aku nggak mau nyakitin hati lagi. 
(berhubung saya masih penasaran juga siapa yang bilang dia penghianat, saya lanjut bertanya)
emang dia cerita gimana? aku bingung, apa yang memancing dia lagi untuk mengungkapkan sakit hatinya.
E: aku juga kurang paham masalahnya, mungkin kalau kamu yang baca, kamu bakal bisa nangis. di sana dia ngungkapin sakit hatinya dia disebut penghianat, kurang lebih ceritanya begini "aku bisa aktif organisasi, ambil 24 sks (and bla..bla..bla.. menunjukan segala apa yg dia punya dan apa yang dia bisa), trus kalian apa?"
ada lagi, "aku nggak menyesal ninggalin kalian, coba beri alasan aku menyesal meninggalkan kalian"
me: tarik nafas panjang, ngelus dada. aku heran, E. siapa yg bilang dia penghianat. 
(saya mengingat-ingat, mencari tahu apa penyebabnya. tiba-tiba saya ingat teman saya baru saja menulis note di facebook, saya langsung buka note tersebut dan membacanya bersama si E)
me: Ya Tuhan, ternyata ini penyebabnya, E. 
tidakkah kau sadar bahwa sesungguhnya kita massih saling perduli, teman??
hal itu terbukti bahwa kita masih mencari tahu apa yang terjadi sama kita selama ini. aku harap kita selalu baik. kesampingkan segala ego untuk saling tetap bersikap baik. lupakan memori tentang kejadian ini,senang pernah mengenalmu, X.
***
note yang menceritakan suatu perayaan, ucapan syukur, dan ada satu kalimat yang kurang lebih intinya " menghianati arti sebuah persahabatan". saya miris, sedih, pengen nangis, jengkel.
menyesalkan kenapa masih ada yang saling terpancing. saya beberapa waktu lalu sudah memutuskan untuk mengubur dalam memori tentang kejadian penyebab konflik yang berdampak perpecahan di antara kami itu.
beberapa waktu lalu saya sempat di buat shock atas apa yang di lakukan si X, dimana dia menulis di blog, memaparkan rasa sakit hatinya. yang tak pernah ku duga adalah dia memampang foto kita saat bersama dulu. seolah dia orang yang terbuang. tidak, saya tidak membuangmu teman.
tidak kah kau ingat dulu aku sudah berusaha dan mencoba memperbaiki hubungan di antara kita. aku pernah memintamu mengungkapkan rasa sakit hatimu terhadapku, langsung kepadaku. agar aku tau kesalahanku, kamu tidak suka aku bersikap bagaimana terhadapmu, agar aku tak berbuat begitu lagi. tapi, belum selesai aku menjelaskan, kau sudah memotong dan menolak ajakanku yang belum tersampaikan. aku juga pernah bilang minta maaf kepadamu, tapi apa jawabmu, "aku nggak butuh maaf, aku juga nggk mau minta maaf".
cukup. itu cukup. cukup untuk membuatku berhenti mendekatimu, kau sendiri yang membatasi dirimu, tapi kenapa kau masih menyalahkan dan menyudutkanku?
masalahmu hanya denganku, tapi kenapa kau juga memusuhi teman-teman yang lain juga. tapi baiklah, itu keputusanmu. dan aku menghargainya, :)
sebenarnya aku juga kurang setuju dengan kata menghianati. karena sebenarnya tidak ada penghianatan, yang ada hanyalah kurang pemahaman. aku masih menganggapmu teman, seperrti teman-teman yang lain.
***
sebenarnya, aku sudah tak mau mengungkit masalah ini lagi, tapi berhubung aku tak ada tempat bercerita tentang ini, aku menuangkannya lewat media ini. aku tidak menceritakan kejadian-kejadian ini pada teman-teman dekatku yang lain, karena itu akan membuat masalah menjadi runyam. semoga semuanya berhenti sampai di sini saja, dan terbuka hatinya untuk saling memaafkan dan baikan.
aku bukanlah orang yang pandai mendeskripsikan perasaan, semua gamblang terungkap dan memindai kata-kata agar sebaik mungkin tidak menyakiti.
aku menyayangkan atas sikap dan pemikiran si X. dari tulisan-tulisanya yang pernah aku baca, saya dengan ilmu asal dan sok tau dapat menilai dia. dia adalah anak yang ambisius, keras dan sudut pandang yang sedikit sempit, cepat menyimpulkan. contohnya saja note yang menjadi penyebab amarahnya tadi, dari berpuluh-puluh kata dan kalimat, ia hanya terpaku pada kata "menghianati". seolah semua kebaikan yang ada, langsung tertutup semua dengan satu keburukan. sangat di sayangkan. dan itulah keistimewaanmu. saya cukup untuk mengetahui dan memahami saja, dan orang yang marah akan cenderung menunjukan segala kelebihanya, apa yang ia punya. dan, itu mungkin kelebihan dan apa yang kau punya itu adalah keistimewaanmu, dan istimewaku berbeda, jadi, aku juga tidak ingin menjadi sepertimu, tidak juga menginginkan apa yang telah kau dapat dan kau raih, karena jiwa kita berbeda. :)
aku juga meminta maaf atas note yg di buat teman kita juga, apabila memancing emosimu. mungkin bukan begitu maksudnya. harap maklum saja, kami jelas tidak rela foto ataupun nama kami, kamu cantumkan dan seolah kamu "komersilkan" untuk mengikuti lomba, dan itu menang. sebelumnya, semangat atas kemenanganya. tapi, tidakkah kau tahu perasaan kami, andaikan kamu di posisi kami, bahkan bayangkan di posisiku, yang dulu secara gamblang pernah kau cantumkan namaku dalam blog pribadimu dan mengungkapkan sakit hatimu, dan deskripsimu yang seolah aku memandangmu dan memperlakukanmu seburuk pandanganmu itu. itu forum umum, sodara. semua orang bisa saja langsung menJudge buruk seperti apa yang kau ceritakan. bagaimana kalau kamu berada di posisiku? mau?
yah..tapi saya maklumi saja atas semua itu. jika pertemanan itu memaklumi, maka aku akan memaklumi perbuatanmu terhadapku, memaklumi sifatmu.
aku tak tahu harus berkata apa lagi. aku hanya menjelaskan kesalahpahaman yang berkepanjangan ini.
saya berusaha mencoba biasa terhadapmu, tapi ternyata itu susah karena masih dibatasi oleh sekat sakit hati ternyata. well.. I hope we can to saling memaafkan. tak baik menyimpan sakit hati yang mendalam. "hati itu ibarat tembok dan marah adalah paku. apabila kau terus menancapkan paku di hatimu, rusaklah sudah".

maaf walau kau tak butuh maaf, setidaknya kalau aku selalu meminta maaf walau menurutmu aku tak salah ataupun maafku tak kau terima, aku tetap berucap maaf, agar jalanku selalu dimudahkan olehNya :)

1 komentar: