Jumat, 04 November 2011

Mimpi


       kalo ngomongin tentang mimpi sih pasti ngk ada habisnya, masing-massing orang pasti punya mimpi yang berbeda-beda.
          Ngomongin mimpiku, waktu kecil mimpiku sederhana. Cuma pengen jadi guruTK sama jadi istri presiden. Hahaa.. (kyk gitu dibilang sederhana?? :p). Yah, mungkin semua orang akan meramehkan mimpi-mimpi anak kecil seperti saya ini. Yah, setidaknya saya masih bangga karena masih memiliki ibu yang percaya akan mimpi-mimpiku ini. Yah, mimpi anak kecil yang ingin menjadi orang yang “besar”. Mimpi seorang anak kampung yang visioner. Hahaa... :D
          Saat SMP aku bukanlah anak yang suka brmimpi, mungkin karena lingkungan yang kurang kompetitif, sehingga aku lempeng aja menjalani kehidupan sehari-hari. Tapi, setdaknya saat itu aku masih selalu mempunyai target. Namun, pada awalnya sih nggak segampag yang aku bayangin. Pada mulanya masih sering kalah prestasi sama temen-temen. Tapi, aku nggak akan diam di situ aja, aku terus maju mengalahkan teman-temanku. Dan itu benar-benar menjadi nyata, saya dapat membuktikan kemampuan saya. Memperkenalkan nama saya kepada banyak orang. Dan, tujuan utamanya adalah membahagiakan orang tua saya.
          Saat SMA hingga kuliah saat ini, saya adalah seorang remaja yang memiliki banyak mimpi. Saya tidak pernah takut untuk bermimpi. Karena bagi saya, mimpi itu sumber inspirasi dan motivasi. Kalau ada yang bertanya pada saya, “ingin jadi apa nanti?”. Dengan tegas saya mampu menjawabnya. Saya percaya bahwa apa yang akan terjadi adalah apa yang saya pikirkan. Dan saya adalah apa yang saya pikirkan. Oleh sebab itu, saya selalu berpikir keras dan berpikir jauh mulai sekarang. Kebaikan dan kebahagiaanpun datang bertubi-tubi, dan tanpa sadar apa yang dulu hanya menjadi angan-angan sekarang bisa menjadi kenyataan. Hebat bukan?
          Satu hal yang selalu saya banggakan adalah “keberuntungan”. Saya merasa beruntung. Yah..contohnya saja saat seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), saya diterima. Padahal saya mengerjakan soal-soal yang diberikan hanya dalam waktu setengah jam, pada hari kedua. Saya hanya mengerjakan beberapa soal saja, hanya yang saya bisa, dan saya anggap pasti benar. Karena saat itu, lagi diare. Jadi pengen cepat selesai rasanya. Saat selesai tes-pun saat teman-teman membahas cara mengerjakan soal-soal tes tadi, dan saya tidak tahu apa-apa, karena banyak yang saya tidak bisa. Daaaaaaaaaaaaaaaaan, yang paling bikin saya shock baru-baru ini adalah saat salah satu dari teman kuliah saya bertanya “kamu kog bisa diterima SNMPTN sih, tis? Padahal “D” aja nggak diterima.” (si “D” adalah salah satu teman kuliah saya yang dianggap lebih pintar dari saya. Yah, lebih tepatnya dia lebih rajin. Bedanya sama saya, saya lebih cengengesan dan berisik, bikir rame). Yaah..dari situ rasanya pengen elus-elus dada. Tapi aku mah jawab ketawa aja “hahaa..iya sih, lagi beruntung aja.”. setidaknya, saya bisa membuktikan, bahwa saya bukanlah orang yang bisa diremehkan, saya bisa membuktikan, bahwa saya juga hebat, saya bisa lebih hebat dari apa yang anda fikirkan J. Saya bangga akan diri saya sendiri, bangga karena setidaknya saya bisa membuktikan kepada orang tua saya, bisa membuat mereka bahagia. Dan tentunya bisa mengurangi beban mereka dalam membiayai saya. Walau sesungguhnya, beliau berkata tidak pernah merasa terbebani. Namun, perasaan senang ini tak dapat dibendung lagi. Bagaimana tidak, biaya kuliah yang awalnya 3,5jt saya bisa meringankan-nya, yang sekarang hanya tinggal 1,4jt. Yang setidaknya dulu orang tua harus menyisihkan uang 500rb lebih/bln hanya untuk biaya kuliah tiap semester sekarang hanya menyisihkan 200rb/bln aja cukup. Belum lagi biaya hidup saya setiap bulanya yang awalnya dikasih berjuta-juta habis bahkan sering kurang, sekarang saya bisa meminimalisir pengeluaran saya. Ya! saya sekarang belajar, belajar untuk tidak membebani orang tua, perubahan saya ini saya dapat dari buku yang saya baca. Mungkin bagi sebagian orang saya dinilai orang yang perhitungan sekali. Tapi, maksud saya hanya meringankan beban orang tua, karena saya menemukan kebahagiaan dari situ. Kebahagiaan yang tiada tara :’)
          Yah, biarlah orang lain menilai bagaimana saya. Namun, sesungguhnya, mereka tak pernah tahu bagaimana saya sesungguhnya, sebelum mereka menjadi sayaJ. Dan, ada lagi salah satu hal yang saya rasa, saya beruntung. Saya beruntung, karena berada diantara orang-orang hebat, tenar dan lain daripada yang lain. Sejak SMP hingga kuliah saat ini saya beeruntung karena dekat dengan orang-orang kece yang membuat saya mempunyai banyak kenalan, dan semakin banyak teman. J
          Mimpi seorang anak dari kecil hingga dewasa saat ini tetap. Yah! Saya tetap bermimpi menjadi istri orang sukses, seorang presiden (entah itu presiden direktur sebuah perusahaan ternama ataupun presiden negara :D) yang uangnya banyak sampai bingung bagaimana nge-habisinnya, dan suatu saat nanti saya membangun sekolah taman kanak-kanak di dekat rumah saya. Yah..saya berharap pekerjaan saya nanti hanya menjaga dan merawat keluarga saya, dan perkembangan seluruh anak di negeri ini. Karena, pembangunan karakter setidaknya dari kecil juga berpengaruh. Karena, seperti apa yang saya alami, apa yang saya dapat dari kecil, terbawa hingga dewasa kini. Jika dari kecil cara mendidiknya salah, bagaimana dewasa nanti. Bagaimana jadinya negara ini? Yaap!! Hap..haap..saya akan membangunya dari kecil, dan dari hal-hal kecil. Dan, suami saya bagian men-sejahterakan dan membahagiakan keluarga. J
          Saya akan meluangkan banyak waktu bagi suami dan anak-anak saya kelak. Karena dari pengalaman hidup saya, ditinggal atau tidak ditunggu oleh orang terkasih itu rasanya tidak enak. Dan, saya tidak akan melakukan hal itu kelak. Oleh sebab itu, saya mencari suami yang dapat men-sejahterakan. Hahaa... setidaknya saat anak-anak saya nanti ingin sekolah tinggi ada biaya, ingin apa-apa kita bisa membelikannya. Ya, mungkin sebagai orang tua kelak, saya akan merasa sangat kecewa saat tidak dapat memberikan apa yang anak-anak saya inginkan atau butuhkan. Dan, pengalaman-pengalaman hidup yang saya alami ini akan dapat mengajarkan saya, harus bagaimana saya kelak.

#tulisan ini di dedikasikan bagi diri saya sendiri. Agar suatu saat nanti, saat saya tua kelak masih ingat akan janji-janji terhadap diri saya sendiri. Ingat akan mimpi-mimpi yang harus saya wujudkan, ingat bahwa setidaknya dulu saya masih punya mimpi-mimpi besar. Mungkin saat saya membaca ini nanti, saya sudah menjadi orang “besar” yang mempunyai kehidupan, keluarga yang indah dan bahagia. Dan, yang harus selalu saya ingat adalah semua yang saya lakukan niatnya ibadah. Insya Allah bahagia dan Barokah. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin....

2 komentar:

  1. aaaaaaaaaammiiiiiiiinnnnnnnnn........

    aku ikut jadi saksi janji2 pean tee....

    hihihi...

    BalasHapus
  2. amiiiiin Ya Allah...
    semoga terwujud yah tee :')

    BalasHapus